Anak Muda, Ini Tip dan Trik Investasi di Pasar Modal
Build Your Business
Anak Muda, Ini Tip dan Trik Investasi di Pasar Modal

Apa yang menyebabkan tren investor muda di pasar modal?
Faktor yang paling utama adalah karena arus informasi. Saat ini informasi soal investasi di pasar modal semakin mudah didapatkan di media sosial. Generasi muda bisa belajar dari para pakar melalui pertemuan di media online. Jadi, mereka tidak harus beli koran dulu untuk dapat akses informasi.
Dari segi kurikulum juga, saya perhatikan pembahasan soal pasar modal sudah masuk ke mata pelajaran SMA. Mereka lebih mengenal soal berbagai instrumen pasar modal sejak dini, sehingga mereka bisa mencari tahu dimana dan kapan sebenarnya mereka bisa mulai investasi.
Faktor lainnya, saat ini tuntutan dan kebutuhan untuk bisa mengembangkan uang sudah semakin berkembang di kalangan generasi muda. Kalau zaman dulu, orang yang masuk ke pasar modal adalah orang yang sudah kaya dan pengetahuannya sudah mumpuni untuk bisa investasi.
Dulu, pasar modal masih dipandang ‘menakutkan’. Namun, sekarang, literasi pasar modal di kalangan generasi muda sudah semakin terbuka. Sehingga, mereka yang tidak punya keahlian bermain saham pun bisa mulai investasi dalam bentuk reksadana dengan biaya lebih murah.
"Hal Paling Penting Dalam Belajar adalah Nikmati Prosesnya"
Coach Doddy Eka Putra
Apa urgensi investasi pasar modal bagi generasi muda? Seberapa penting bagi mereka?
Investasi itu terkadang memang ada unsur urgensinya, tetapi bisa juga tidak. Bisa saja seorang anak muda berinvestasi karena sekadar minat. Namun, ada juga yang memikirkan biaya untuk sekolah lagi, menikah, atau membeli aset.
Urgensi investasi bisa dillihat dari jangka pendek [1—2 tahun] atau menengah [1—5 tahun]. Namun, hal pertama yang harus diperhatikan selain urgensi untuk bisa mulai investasi pasar modal adalah punya penghasilan dulu.
Saya lihat, sekarang ini anak kuliah—bahkan SMA—saja sudah bisa punya penghasilan sendiri dari berbagai sumber. Entah menjadi influencer di medsos, membuat karya, atau berdagang secara online. Intinya mereka sudah lebih dini mengenal uang dibandingkan generasi sebelumnya.
Nah, saat mereka masih lajang, mereka punya kebebasan untuk mengatur uang mereka sendiri. Mereka juga semakin melek finansial, dan menyadari bahwa kalau uangnya hanya ditabung di bank, maka nilainya akan susut digerus inflasi. Itu pemahaman dasar yang mereka miliki.
Itulah mengapa lantas banyak anak muda yang sudah bisa berpenghasilan sendiri merasa perlu untuk mengembangkan uang mereka melalui instrumen investasi yang tampaknya menjanjikan, selama penghasilan mereka lebih besar dari pengeluaran mereka.
Apa tantangan investasi pasar modal bagi investor yang masih muda?
Beberapa tahun belakangan ini tren investor pasar modal memang didominasi generasi muda. Namun, satu kelemahan mereka yaitu mereka cenderung kurang memiliki pemahaman yang kurang terhadap risiko dari instrumen investasi yang mereka pilih.
Mungkin karena investasi pasar modal sekarang sedang menjamur dan menjadi tren, banyak dari mereka yang hanya ikut-ikutan tanpa mengetahui risk profile-nya. Padahal, investasi pasar modal belum tentu sesuai dengan karakter, kondisi keuangan, dan pengetahuan finansial mereka.
Bagaimana mengatur porsi investasi di pasar modal yang disarankan untuk generasi muda?
Kalau dia masih lajang dan tinggal dengan orang tua, paling-paling pengeluaran utama mereka lebih ke konsumsi seperti untuk jajan, transportasi, atau hiburan. Peluang surplus mereka lebih besar ketimbang orang yang sudah berkeluarga dan memiliki tanggungan.
Kalau sudah ada surplus, mereka bisa mulai investasi. Perhitungan amannya, paling tidak mereka harus punya tabungan yang sanggup menalangi 2 atau 3 kali pengeluaran mereka. Setelah itu, surplusnya baru dihitung berapa jumlahnya dan dilihat sebaiknya diinvestasikan ke instrumen mana yang sesuai dengan risk profile mereka.
Pilihlah dengan bijak risk profile yang sesuai dengan kondisi keuangan Anda, apakah yang moderat, konservatif, atau agresif; dan apakah untuk jangka pendek, menengah, atau panjang.
Sejauh ini, generasi muda cenderung memilih instrumen dengan risiko yang sangat agresif. Banyak dari mereka yang lagi senang belajar trading. Ini tren yang bagus juga, karena mereka tidak ada tanggungan keluarga. Kalaupun rugi, paling tidak mereka punya pengalaman belajar trading.